EMAS MASIH STABIL, KARENA DATA AS MASIH KUAT

Emas memangkas kenaikan sebelumnya pada Kamis (25/9) setelah klaim pengangguran mingguan AS secara tak terduga menurun, sementara investor menunggu data inflasi utama yang dapat membentuk arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Harga emas spot naik 0,1% menjadi $3.739,42 per ons pada pukul 13:41 EDT (17:41 GMT), setelah sempat naik sebanyak 0,6% di awal sesi. Logam mulia ini sebelumnya mencapai rekor tertinggi $3.790,82 pada Selasa.

Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,1% lebih tinggi di $3.771,1.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru turun menjadi 218.000, lebih rendah dari ekspektasi 235.000. Meski pasar tenaga kerja kehilangan momentum di tengah melambatnya perekrutan, ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua.

“Klaim pengangguran sedikit hawkish dan bisa meredam ekspektasi pelonggaran suku bunga, namun tidak cukup untuk mengubah tren besar pasar,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals.

Investor kini menantikan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan The Fed, yang diperkirakan naik 0,3% bulanan dan 2,7% tahunan pada Agustus.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar menilai probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada Oktober sebesar 85%, turun dari 90% sebelum rilis data tenaga kerja.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, kembali menegaskan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu dan membuka peluang pemangkasan lebih lanjut. Sebaliknya, Ketua The Fed Jerome Powell masih bersikap lebih hati-hati.

Dalam kondisi suku bunga rendah, emas batangan sebagai aset safe haven cenderung lebih menarik bagi investor.

Di antara logam mulia lainnya:

  • Perak spot naik 2,2% ke $44,87 per ons, tertinggi dalam lebih dari 14 tahun.
  • Platinum naik 3,5% ke $1.524,15, tertinggi sejak September 2013.
  • Palladium naik 3,6% ke $1.254,04.

Sumber: Reuters.com