Harga emas naik sekitar 1% pada Jumat (29/8) dan bersiap mencatat kinerja bulanan terbaik sejak April, setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga bulan depan.
Harga emas spot menguat 0,8% ke level $3.443,19 per ons pada pukul 1:53 waktu setempat (17:53 GMT), tertinggi sejak 17 Juli. Sepanjang Agustus, emas telah naik 4,7%. Kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember ditutup menguat 1,2% ke $3.516,10.
Indeks dolar (DXY) stabil, namun menuju pelemahan bulanan sebesar 2,2%. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli di luar AS.
Data ekonomi menunjukkan belanja konsumen AS naik solid pada Juli, sementara inflasi inti juga meningkat karena tarif impor mendorong harga sejumlah barang. Indeks PCE tercatat naik 0,2% (m/m) dan 2,6% (y/y), sesuai perkiraan.
“Kami memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga—berpotensi dua kali—tahun ini, yang umumnya mendukung harga komoditas, termasuk emas dan perak,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.
Spekulasi pasar atas pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) pada rapat The Fed bulan September meningkat menjadi 89%, naik dari 85% sebelum rilis data. Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik saat suku bunga lebih rendah.
Sementara itu, seorang hakim federal pada Jumat mempertimbangkan untuk memblokir sementara upaya Presiden Donald Trump dalam memberhentikan Gubernur The Fed, Lisa Cook, yang menggugat dengan klaim tidak ada alasan sah atas pemecatan tersebut.
“Emas diuntungkan oleh ketidakpastian ini terkait independensi The Fed, terlihat dari arus masuk ETF emas hampir 15 ton dalam dua hari terakhir. Namun, potensi kenaikan emas di atas $3.400 tampak makin terbatas,” tulis Commerzbank.
Selain emas, harga perak spot naik 1,7% ke $39,77 per ons, platinum naik 0,3% ke $1.362,86—keduanya menuju kenaikan bulanan. Sementara itu, palladium relatif datar di $1.102,08 dan menuju koreksi bulanan.
Sumber: Reuters
