PT KONTAK PERKASA – Harga emas sedikit menguat pada awal perdagangan, naik 0,2% ke $3.344,70 per troy ounce, setelah sempat melemah di sesi sebelumnya. Kenaikan ini terjadi saat investor mencerna data inflasi konsumen AS terbaru serta memantau perkembangan negosiasi perdagangan global.
Menurut Daria Efanova dari Sucden Financial, emas menunjukkan ketahanan meski dihadapkan pada tekanan dari penguatan dolar dan naiknya imbal hasil obligasi AS. Data inflasi AS terbaru menunjukkan dampak awal dari tarif yang mulai tercermin dalam harga, memperumit prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Sementara itu, para pelaku pasar kini menantikan data indeks harga produsen (PPI) yang akan dirilis hari ini. Ketidakpastian seputar negosiasi tarif dan tenggat waktu perundingan dagang yang jatuh pada 1 Agustus turut menambah kehati-hatian pasar.
Dukungan tambahan untuk emas juga datang dari data ekonomi AS yang menunjukkan bahwa harga produsen tidak berubah pada Juni, berlawanan dengan kenaikan 0,3% pada Mei. Data tersebut mengikuti laporan sebelumnya yang menunjukkan bahwa inflasi konsumen AS naik 0,3% pada Juni dari 0,1% di bulan sebelumnya, menandakan bahwa Federal Reserve kemungkinan masih akan berhati-hati sebelum memangkas suku bunga.
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyatakan bahwa karena inflasi tetap rendah, Federal Reserve seharusnya memangkas suku bunga. Ia telah lama menyerukan penurunan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini memperkuat pandangan bahwa pasar memerlukan pemicu baru untuk mendorong harga emas kembali menembus $3.400,”.
Investor kini menanti rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada hari Rabu untuk mencari petunjuk arah kebijakan berikutnya. Sebagai aset safe-haven, emas biasanya menguat di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta mendapat dorongan dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil – PT KONTAK PERKASA BALI
Sumber : newsmaker.id